Dini Septria Rangkuti
semakin hari semakin menggelisahkan. entah arahnya ini kemana, atau harus berhenti atau akan terus berjalan melewati setiap persimpangan dan terus menyebrang disetiap jalan yang besar dan ramai. semuanya tidak ada yang mengerti. telinga ini rasanya sudah menemukan titik dimana ia arus berhenti mendengarkan, karena yang dia dengarkan hanyalah itu dan hal itu. keluhan kemarahan keegoisan dan  rasa tidak harmonis yang seharusnya sudah bosan untuk diperdengarkan. gaduh... pecah semuanya aku bosan mendengarkannya. Tuhan memang adil mendatangkan ganti dari dia yang pergi. tapi hati lah yang menentukan bahwa kedatangan itu tidak semuanya harus diterima dan dihargai. entah ini keegoisan baru. tapi mereka pun harus mengerti keadaan. ini sudah lama dan aku sedang tidak mau mengumbar keinginanku yang masih ingin berdiam. berdiam menetap dan tak berarah. mengarah ke arah belakang dan masa lalu, aku sudah lelah dan tak ingin menatapnya walau selalu aku rindukan, tapi di satu sisi ada baiknya aku berjalan dan ke depan mengarungi apa yang ada dibalik keesokan hari. mungkin aku masih egois terhadap diriku sendiri yang masih  selalu memaksakan keadaan. aku benci keadaan yang sekarang walau nyaman. aku nyaman dengan kehidupan dan keluasan sekarang, tapi disatu sisi aku begitu rapuh memikirkan semuanya. tanganku tak sanggup lagi menggenggam kepastian dan keteguhan untuk selalu berpegangan kepada prinsip. dia mungkin tau tapi dia tidak pernah ingin mencari tau dan mengerti apalagi menyadari. kadang aku muak dan ingin berteriak diarahmu, depanmu, wajahmu. aku ingin meneriakkan kekosongan yang terjadi dan ingin membaikkan semuanya. tapi sudahlah, waktu telah menolakku. aku juga akan pergi. entah kemana, dengan siapa, ataupun sampai kapan. aku sudah lama ingin pergi tapi hati ini yang memaksaku untuk tetap tinggal dan menoleh. lagi lagi waktu. sudhalah, aku mulai benci dengan bertemankan benci yang menyedihkan. benci yang aku buat-buat sampai aku lupa. aku ingin pergi... ingin pergi dari kenyataan. aku ingin terus todur ataupun pergi jauh, tanpa memikirkan hal ini lagi. aku lelah, aku lelah berdiam.

this is real