Dini Septria Rangkuti
entah kapan semua ini berakhir, apa harus ekstra sabar lagi dan sabar lagi dan sabar terus dari apa yang dihadapi akhir-akhir ini. kenapa yang pergi yang dengan otomatis tidak akan kembali lagi, pergi dengan masih meninggalkan jejak yang bikin aku terus masih menemukannya disemua titik bahkan setiapnya yang terdekat masih aku perdulikan. entah apa memang naluri untuk selalu berkomunikasi atau apa atau berhubungan tapi bagaimana bisa selalu lagi dan lagi muncul tanpa harus mengharap yang membuat aku makin menggelisahkan diri dengan setiap perubahannya dan setiap yang dia jejakkan. entah apalagi yang Tuhan uji saat ini, aku kadang ingin keluar dan keluar dari semua jebakan ini. dan dia yang masih berbelok dengana rogansi dan pembaruannya makin bikin aku berdetak walau aku benci sekalipun.
semuanya begini, sampai akhirnya yang terdekat yang dia taupun aku selalu masih bisa bersama walau berakhir yang sama, kecewa. kecewa dan penolakan secara halus apakah itumembuat makin mengejar? atau makin membuat kesal dan benci disemua pihaknya? entah muak sekalipun tidak bisa merubahnya. jejak, aku benci jejak
Dini Septria Rangkuti
Tuhan, izinkan aku untuk melangkah lagi
aku tau aku bukan tempat sandaran yang orang bayangkan dan inginkan
aku hanya sampah yang telah dibuang dan entah siapa yang rela mengambilku kembali
aku seperti hilang rasa semenjak ditakdirkan untuk ditinggalkan.
lama-lama kesenangan sepi ini membuatku rindu akan mengucap kata dan kalimat indah buatnya
dan kini saatnya aku merindukan semuanya, semua hal yang Tuhan anugrahkan indahnya kehidupanku yang selalu dihiasi akan tawanya yang hadir setiap saat
yang ada kapanpun, yang mendekap disaat sepi, yang menyediakan bahu disaat aku menyuram
Tuhan...
entah kali ini aku ingin menuju lembar berikutnya yang entah aku tidak tau kapan kau akan mengizinkannya
ini bukan sepi, tapi ini kekosongan
entah jahatnya hari kemarin kadang membuatku iri dan rindu,
rasa rindu akan hal yang tidak akan pernah aku sesali.
Tuhan..
aku mau berlanjut
inginku.. jatuh cinta lagi

this is real