Dini Septria Rangkuti
entah hari ini bahkan kemarin dan beberapa hati sebelumnya aku memikirkan hal yang seharusnya tidak aku pikirkan. aku sudah biasa dan santai dengan semuanya, tapi eknapa tiap hari ada-ada saja hal yang berhubungan dan sangat erat sampai aku mengeluhkannya yang merasuki pikiran terus menerus. membaik dan menjadi baik untuk semua orang yang aku anggap baik, walau mereka baik tetapi mengabaikan, aku terima. tidak ada ikhlas yang diungkapkan jadi lebih baik aku diam melewati semuanya, masih ingin bertegursapa walaupun terabaikan dan terabaikan lagi bahkan bukan satu yang mengabaikan, malah hampir semuanya, menghindar, mengabaikan, dan membuat aku makin sadar akan kemustahilan sebuah pemikiran yang terjadi penolakan pikiran itu sendiri. aku bingung, hanya otakku yang mengendalikannya, yang bahkan bersugesti lebih untuk aku benar-benar pergi dan menghilang, bahkan lupa~
Dini Septria Rangkuti
terbebani pikiran setiap saat sudah tidak mengeherankan lagi. aku pun sudah terbiasa bahkan bosan sendiri memikirkanmu dalam diam. waktu telah menjauhkanku akan cita-cita konyol yang aku janjikan. sakit yang aku bawa sejak itu sampai saat ini tidaklah sama dengan sakit yang aku alami, meski didalam ataupun diluar atau fisik ini merapuh, sakit ini lebih wajar untuk dikeluhkan.
aku adalah orang sakit yang paling lemah menurutku, menandai dengan penyakit-penyakit ini yang aku tidak bisa jelaskan sesakit apa.
semoga cepat sembuh
Dini Septria Rangkuti
seberapa kita butuh seseorang, kehadirannya, perhatiannya bahkan senyumannya yang kita idamkan untuk hadir disaat kita ingin sosok itu hadir. disaat dia menghilang dan kita rela mencari bahkan rela menyusul jauh dimana keberadaannya. atau kita yang perlu berkali-kali memintanya kembali dan membuat dia tau kalau kita membutuhkannya.
entah ini sudah selama atau sudah sepanjang masanya apa. tapi masalah butuh dan dibutuhkan sampai sekarang memang susah dihentikan apalagi dibiarkan mengalir.
tapi kenapa tiap raga ini membutuhkannya tapi dia tidak pernah ada lagi bahkan sudah benar-benar tidak memikirkan timbal balik dari diri yang selalu ada buatnya, selalu ada disaat dia butuh kita.
kenapa kita butuh orang dan selalu butuh orang yang tidak ada dan selalu tidak ada disaat kita butuh tapi disaat dia butuh, kitalah yang menomorsatukan kebutuhan dia, dan selalu ada? apa itu salah? apa pertanyaan tadi itu sebuah ketidak ikhlasan dari sebuah pengorbanan dan perhatian selama ini?
entah jawabannya apa. terkadang keihklasan bukan dijadikan tolak ukur, dia hanya harus memikirkan walau itu perasaan sekalipun. entah.. butuh... pergilah saja dan diri ini sadar bahkan tau, aku butuh dia sekarang, hanya butuh menyulam cerita bersama, menceritakan kembali pada pikiran sendiri dimalam hari, bukan butuh untuk mengisi ulang lagi. terimakasih, kenangan.
Dini Septria Rangkuti
7 september tahun ini menyenangkan yang dispesialin buat temen-temen dan keluarga. ga ada yang lain selain mereka yang dibanggain hari itu. walaupun karna kesensian yang bikin aku punya mood yang ga baik selama hari itu, dan mereka muncul di sore hari dan pada baik semuanya dan ga terlupakan.
bersyukur terus apapun yang didapet, entah itu bukan sesuai ekspektasi awal.
iya, aku skrg udah 20 tahun dan secara ga langsung ini peringatan buat perubahan yang lebih baik dan menyenangkan orang lain. beberapa hari ini juga aku mulai berubah tapi makin menjadi yang datang entah datang karna memanfaatkan ataupun yang pergi dan aku ga mau mempermasalahkannya.
dan ternyata hal yang sama sekali diluar dugaan adalah yang terjadi buat semua orang juga, satu pihak ke pihak yang lain saling mengganggu dan bersatu meraung hasrat ingin mengesalkan.. tapi aku harus sadar aku harus dan sudah lama mengikhlaskannya, kenapa harus dipikirkan lagi?
apakah dewasa harus sok profesional? mengiyakan, mengajak dan sebagainya sementara kita terabaikan dan disambut hanya disaat mereka butuh. entah aku mencoba dewasa atau langkahku ini bukanlah dewasa, atau dia yang tidak dewasa? endingnya aku yang menentukan tapi aku selalu tidak tega melewatkan kejutan dari waktu. jawablah waktu, aku sudah dewasa dengan pendewasaanku ini atau bagaimana. aku mencoba biasa saja, sekarang biasa saja. melangkah.....
Dini Septria Rangkuti
halo bulan september... dtg lagi ya.. di kebahagiaan lain dan cerita lain. entah aku tidak pernah bersyukur atau bagaimana tetapi aku selalu membanding-bandingkan ulang tahun ku setiap tahunnya dengan tahun sebelumnya. yang mana ulang tahun paling tak terlupakan dan membahagiakan ditahun kemarin, umur 19. dimana aku menjadi makhluk yang paling beruntung dan bahagia, dikelilingi dan.. ah sudahlah. kenangan... bersama calon masa depan yang menyerah untuk menjadi masa depan, dan kini dia adalah masa depan orang lain, abaikan..
aku selalu membandingkan, iya walaupun dia tidak lg bersamaku tapi aku tetap menganugerahkan tahun kemarin menjadi yang terbaik, dan yang terbahagia. terburuk? 17 tahunku, entah mungkin ceritanya terlihat bohong tapi aku benci 17 tahun kemarin.
untuk skrg ditengah kesendirian aku cuma mau bahagia tanpa harus bersedih dengan minimnya keihklasan. aku cuma mau keluarga disamping aku, sahabat, walau aku selalu berharap badut dan balon dimana-mana tapi aku sadar nanti akan masuk umur 20 tahun, aku harus mendewasakan diri menanggapi realita yang dtg kesini.. aku harus sadar aku harus bahagia tanpa memikirkan yang tidak memikirkan. entah.... semenjak aku gila akan ditinggalkan aku menjadi seperti ini. doaku hanya satu Tuhan... lebihkan kebahagiaanku...~
Dini Septria Rangkuti
dan untuk kesekian kalinya aku benci kesepian. entah kenapa disana selalu da lamunan yang seperti hantu selalu menebar khayalan yang seharusnya tidak harus dikhayalkan. otak bekerjasama dengan sugesti pedih yang membuat lamunanku begitu jauh dari yang aku harapkan, bahkan setellah aku harapkan malah mereka bukan ekspektasi awalku. bahagia yang tidak untuk ditunggu atau dinanti, tetapi bahagia itu dijemput dan diciptakan. aku menciptakannya dengan caraku sendiri walau kadang salah, salah menganggap sebuah yang bukan seharusnya disebut kebahagiaan. Tuhan aku tau Dia adil, aku merasakannya bahkan saat dimana aku butuh dibangkitkan lagi dari kesedihanku yang berlarut beberapa saat yang lalu selalu dirubah dengan bahagia.
sepi...
sepi bukan untuk yang selalu diramaikan dlm hati, tapi sepi yang benar-benar sepi yaitu keadaan. aku kadang bosan dengan semuanya yang berbau sepi ini. kadang aku berpikir jika aku harus menjemput kebahagiaan, kenapa aku tak menjemput dia yang mungkin membahagiakan dia juga sendiri. tapi... sudahlah. aku sudah bahagia tanpa menjemputnya. dia datang sendiri dan pergi sendiri, keadaan yang membahagiakanku. kebahagiaanku membuang sepi...
Dini Septria Rangkuti
15 agustus kemarin ada salah satu band yang orang didalamnya aku kenal dan sampe sekarang aku kenal baik dan dengan kepedulian ini masih peduli dong. ini gambar buat kakak-kakak Bombyx Mori Band. 2 single yang pernah aku denger bahkan suka masih aku denger saluuuuut orang yang andil didalamnya juga ga diraguin lagi. oh iya maaf  tahun kemarin aku kasih kado aku bikinin stiker bombyx tapi sekarang entah kemana nggak sempet aku kasih. hmmm pokoknya proud of you guys! happy fourth anniversary..
ga peduli kalian masih atau enggaknya, bubar atau enggaknya, punya kesibukan baru lagi yang bikin band ini terbengkalai atau jadi vakum. terserah. nama band ini adalah salah satu fakta kalian pernah dikenal. entah kapan kalian liat postingan ini, hehehe thank you :)

this is real