entah kapan semua ini berakhir, apa harus ekstra sabar lagi dan sabar lagi dan sabar terus dari apa yang dihadapi akhir-akhir ini. kenapa yang pergi yang dengan otomatis tidak akan kembali lagi, pergi dengan masih meninggalkan jejak yang bikin aku terus masih menemukannya disemua titik bahkan setiapnya yang terdekat masih aku perdulikan. entah apa memang naluri untuk selalu berkomunikasi atau apa atau berhubungan tapi bagaimana bisa selalu lagi dan lagi muncul tanpa harus mengharap yang membuat aku makin menggelisahkan diri dengan setiap perubahannya dan setiap yang dia jejakkan. entah apalagi yang Tuhan uji saat ini, aku kadang ingin keluar dan keluar dari semua jebakan ini. dan dia yang masih berbelok dengana rogansi dan pembaruannya makin bikin aku berdetak walau aku benci sekalipun.
semuanya begini, sampai akhirnya yang terdekat yang dia taupun aku selalu masih bisa bersama walau berakhir yang sama, kecewa. kecewa dan penolakan secara halus apakah itumembuat makin mengejar? atau makin membuat kesal dan benci disemua pihaknya? entah muak sekalipun tidak bisa merubahnya. jejak, aku benci jejak
semuanya begini, sampai akhirnya yang terdekat yang dia taupun aku selalu masih bisa bersama walau berakhir yang sama, kecewa. kecewa dan penolakan secara halus apakah itumembuat makin mengejar? atau makin membuat kesal dan benci disemua pihaknya? entah muak sekalipun tidak bisa merubahnya. jejak, aku benci jejak