Dini Septria Rangkuti


Ocha, panggilan untuk sepupuku itu. Umurnya sekarang  18 tahun dan dia adalah anak tunggal. Ocha orangnya baik, periang, tapi keras kepala dan juga manja , mungkin bawaan dia yang merupakan anak satu-satunya. Ketika aku berumur 4 tahun, kami selalu bersepeda tiap sore dengan berbusana muslim untuk TPA di masjid. Sampai pada saat dia duduk di kelas 2 SMP dia pindah ke Malang, Jawa Timur.
Sebelum Ocha pindah, dia tinggal di Palembang. Ayahnya adalah direktur sebuah perusahaan Industri di Palembang dan Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Hidup mereka mewah, tetapi sampai Ocha duduk di bangku SMP perusahaan ayahnya bangkrut. Mereka pun sekarang hidup dengan sederhana. Ketika mempunyai rencana untuk pindah, nenekkumelarang mereka pindah. Tetapi berkat alasan-alasan mereka maka mereka jadi untuk pindah. Kebetulan ayahnya telah diterima di perusahaan Herocyn di Surabaya.  Aku sedih, sepupuku yang satu itu sudah tidak di Palembang lagi.
Dua tahun setelah kepindahannya, pada Idul Fitri mereka selalu pulang. Ocha sudah kelas 1 SMA. “Mbak Ocha tambah cantik ya…”, kataku. Dan kami bersembilan, yaitu kesembilan cucu nenekku berkumpul di malam takbiran.Ocha membawa play stationnya yang dia bawa jauh-jauh dari Malang. Pada saat lebaran, kami bersembilan berencana untuk foto keluarga. Sembilan cucu nenek berfoto sekaligus kenang-kenangan untuk Ocha yang 3 hari lagi akan pulang ke Malang.
Beberapa tahun Ocha, ayah dan ibunya tidak pulang ke Palembang. Mereka bertiga ialah keluarga kompak. Kemana-mana selalu dikerjakan bersama-sama. Ayahnya Ocha sangat pintar memasak, ibunya juga bahkan Ocha pun ahli dalam memasak. Suatu hari aku mendengar nenek sedang menelepon tanteku, yaitu ibunya Ocha. “Kami pasti pulang lebaran ini…”, “Iya nek, kami bertiga pasti pulang”, rebut Ocha ikut bicaea. Nenek menjawab, “Pokoknya harus dating! Nenek dan yang lain sudah kangen…”
Tahun 2010, rencana mereka akan pulang kampong ke Palembang.  Ocha sekarang sudah kuliah di Universitas Brawijaya Malang  fakultas Pertanian, dia sudah semester 3 sekarang. Dulu dia lulus tes dengan peringkat yang lumayan. Ibunya juga sudah berbisnis catering di Malang dan aktif dengan majelis pengajian. Ayahnya  juga masih bekerja di perusahaan Herocyn. Keluarga mereka sangat sempurna, selalu bersama, ibadah mereka juga luar biasa.
Tepatnya 5 September 2010, bulan Ramadhan dimana aku sudah libur sekolah. Aku senang akhirnya tahun ini bertemu lagi dengan sepupuku itu. Mereka bertiga membawa mobil sendiri kesini dan sekarang masih di Jogja. Nenek dan kakek sudah tidak sabar menanti mereka. Sepupuku yang lain juga. Cuma Ocha yang tinggal di pulau Jawa dari keluargaku sebelah mama. Saudara mama yang lain tinggalnya di Palembang. Jadi kepulangan mereka ini sangat kami nantikan. Kami juga merencanakan akan foto keluarga lagi.
Ketika makan sahur, 6 September 2010, nenek bercerita kalau semalam Ocha menelepon, mereka sudah di kapal Feri. Ocha juga cerita kalau dia aka nada buka puasa bersama reuni teman SD nya. Kakek sangat senang mereka akan segera sampai Palembang beberapa jamlagi. Kedatangan mereka nanti adalah kejutan terutama untukku. Besok aku berulang tahun ke- 17 tahun. Senang sekali rasanya merayakan ulang tahun bersama keluarga.
Setelah solat subuh aku tidur. Pada jam 9 pagi, aku terbangun karna mendengar kedua kakakku menangis. Aku bingung, aku terkejut sekali rasanya mendengar kalau Ocha kecelakaan di Lampung. Tidak berapa lama kabar kecelakaan itu, kami mendapat telepon lagi kalau mereka semua sudah meninggal. Ayah dan ibunya Ocha meninggal di tempat dan Ocha meninggal saat perjalanan ke Rumah sakit. Kami takut bagaimana caranya member tahu nenek, akhirnya kami beranikan diri member I tahu nenek. Nenek terkejut, nenek tidak percaya, kami juga sebenarnya tidak percaya. Mobil sedan yang mereka pakai bertabrakan dengan puso jam 4 pagi tadi di Tulang Bawang Lampung.  Akhirnya pada jam 9 malam, ketiga peti jenazahnya tiba di Palembang. Dan malam itu juga jenazah semuanya dimakamkan. Setelah pulang dari pemakaman, tepat pukul 12 malam. Aku teringat ini adalah 17 tahunku. Aku menangis, di hari ulang tahunku sekaligus menyambut hari idul fitri, aku kehilangan 3 anggota keluargaku sekaligus. Selamat tinggal Ocha, kami akan selalu mendoakanmu. J
0 Responses

Post a Comment

this is real